Bab 3. Sabar
>> 05 April 2009
باب الصبر
Sabar
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu."
(Q.S. Ali-lmran:200)
"Niscayalah Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan,
ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikaniah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 155)
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada
hitungannya - karena amat banyaknya." (Q.S. Az-Zumar: 10)
"Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu niscayalah
termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (Q.S. Asy-Syura: 43)
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)
"Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui
siapa di antara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang
bersabar." (Q.S. Muhammad: 31)
Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersabar dan yang menerangkan
keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.
"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu."
(Q.S. Ali-lmran:200)
"Niscayalah Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan,
ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikaniah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 155)
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada
hitungannya - karena amat banyaknya." (Q.S. Az-Zumar: 10)
"Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu niscayalah
termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (Q.S. Asy-Syura: 43)
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)
"Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui
siapa di antara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang
bersabar." (Q.S. Muhammad: 31)
Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersabar dan yang menerangkan
keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.
وعن أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قا ل: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " الطهور شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، وسبحان الله والحمد لله تملآن -أو تملأ ما بين السماوات والأرض، والصلاة نور، والصدقة برهان، والصبر ضياء، والقرآن حجة لك أوعليك . كل الناس يغدو، فبائع نفسه فمعتقها، أو موبقها." رواه مسلم
25. Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi, shalat adalah pahaya, sedekah adalah sebagai tanda keimanan bagi yang memberikannya, sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran adalah merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu - jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya - dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya. Setiap orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya kepada Allah berarti ia memerdekakan dirinya sendiri dari siksa Allah Ta'ala itu dan ada yang merusakkan dirinya sendiri pula karena tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a) Bersuci yakni menyucikan diri dari hadas dan kotoran.
(b) Memenuhi neraca karena sangat besar pahalanya, hingga neraca akhirat penuh
dengan ucapan itu saja.
(c) Artinya andaikata pahalanya itu dibentuk menjadi jisim yang tampak, pasti
dapat memenuhi langit dan bumi.
(d) Shalat adalah cahaya yakni cahaya yang menerangi kita ke jalan yang diridloi Allah. Sebab orang yang tidak suka bersembahyang pasti hati nuraninya tertutup dari pada kebenaran yang sesungguh-sungguhnya.
(e) Sedekah yang sunnah atau wajib (zakat) itu merupakan kenyataan yang menunjukkan bahwa orang itu benar-benar telah melakukan perintah Allah.
(f) Al-Quran itu hujjah (keterangan) bagimu yakni membela dirimu kalau engkau suka melakukan isinya. Atau juga keterangan atasmu yakni mencelakakan dirimu yaitu kalau engkau menyalahi apa-apa yang menjadi perintah Allah.
(g) Kita di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam bepergian ke lain tempat yang hanya terbatas sekali waktunya. Di tempat itu kita menjual diri yakni memperjuangkan nasib untuk hari depan seterusnya yang kekal yaitu di akhirat. Tetapi di dalam memperjuangkan itu, ada di antara kita yang memerdekakan diri sendiri yakni melakukan semua amat baik dan perintah-perintah Allah, sehingga diri kita merdeka nanti di syurga. Tetapi ada pula yang merusak dirinya sendiri kerana melakukan larangan-larangan Allah hingga rusaklah akhirnya nanti di dalam neraka, amat pedih siksa yang ditemuinya.
"Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi, shalat adalah pahaya, sedekah adalah sebagai tanda keimanan bagi yang memberikannya, sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran adalah merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu - jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya - dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya. Setiap orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya kepada Allah berarti ia memerdekakan dirinya sendiri dari siksa Allah Ta'ala itu dan ada yang merusakkan dirinya sendiri pula karena tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a) Bersuci yakni menyucikan diri dari hadas dan kotoran.
(b) Memenuhi neraca karena sangat besar pahalanya, hingga neraca akhirat penuh
dengan ucapan itu saja.
(c) Artinya andaikata pahalanya itu dibentuk menjadi jisim yang tampak, pasti
dapat memenuhi langit dan bumi.
(d) Shalat adalah cahaya yakni cahaya yang menerangi kita ke jalan yang diridloi Allah. Sebab orang yang tidak suka bersembahyang pasti hati nuraninya tertutup dari pada kebenaran yang sesungguh-sungguhnya.
(e) Sedekah yang sunnah atau wajib (zakat) itu merupakan kenyataan yang menunjukkan bahwa orang itu benar-benar telah melakukan perintah Allah.
(f) Al-Quran itu hujjah (keterangan) bagimu yakni membela dirimu kalau engkau suka melakukan isinya. Atau juga keterangan atasmu yakni mencelakakan dirimu yaitu kalau engkau menyalahi apa-apa yang menjadi perintah Allah.
(g) Kita di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam bepergian ke lain tempat yang hanya terbatas sekali waktunya. Di tempat itu kita menjual diri yakni memperjuangkan nasib untuk hari depan seterusnya yang kekal yaitu di akhirat. Tetapi di dalam memperjuangkan itu, ada di antara kita yang memerdekakan diri sendiri yakni melakukan semua amat baik dan perintah-perintah Allah, sehingga diri kita merdeka nanti di syurga. Tetapi ada pula yang merusak dirinya sendiri kerana melakukan larangan-larangan Allah hingga rusaklah akhirnya nanti di dalam neraka, amat pedih siksa yang ditemuinya.
وعن أبي سعيد سعد بن مالك بن سنان الخدري رضي الله عنهم ا: " أن ناسًا من الأنصار سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فأعطاهم، ثم سألوه فأعطاهم ، حتى نفد ما عنده، فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده : " ما يكن عندي من خير فلن أدخره عنكم ، ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه الله، ومن يتصبر يصبره الله . وما أعطي أحد عطاءً خيرًا وأوسع من الصبر
( متفق عليه )
26. Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta sedekah kepada Rasululloh s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda: "Apa saja kebaikan -yakni harta yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri dari meminta minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah kaya hati dan jiwa dan barang siapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas kegunaannya daripada karunia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih)
وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن : إن أصابته سراء شكرفكان خيرًا له، وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرًا له
( رواه مسلم)
27. Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukurlah, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran yakni yang merupakan bencana iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)"
28. Dari Anas r.a. katanya: "Ketika Nabi s.a.w. sudah berat sakitnya, maka beliaupun
diliputi oleh kedukaan karena menghadapi sakaratul maut, kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: ''Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Ayahmu tidak akan memperoleh kesukaran lagi sesudah hari ini." Selanjutnya setelah beliau s.a.w. wafat, Fathimah berkata: "Aduhai ayahanda, beliau telah memenuhi panggilan Tuhannya. Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat kediamannya. Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya." Kemudian setelah beliau dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: "Hai Anas, mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah di atas makam Rasulullah s.a.w itu?" Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada beliau s.a.w. itu tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullah s.a.w. dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh beliau s.a.w. sendiri." (Riwayat Bukhari)
"Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukurlah, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran yakni yang merupakan bencana iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)"
28. Dari Anas r.a. katanya: "Ketika Nabi s.a.w. sudah berat sakitnya, maka beliaupun
diliputi oleh kedukaan karena menghadapi sakaratul maut, kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: ''Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Ayahmu tidak akan memperoleh kesukaran lagi sesudah hari ini." Selanjutnya setelah beliau s.a.w. wafat, Fathimah berkata: "Aduhai ayahanda, beliau telah memenuhi panggilan Tuhannya. Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat kediamannya. Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya." Kemudian setelah beliau dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: "Hai Anas, mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah di atas makam Rasulullah s.a.w itu?" Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada beliau s.a.w. itu tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullah s.a.w. dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh beliau s.a.w. sendiri." (Riwayat Bukhari)